Sertifikasi IT, Nay Or Yay ?

Pernah terpikir ikut bootcamp itu harus pake banget ya ? bekal sebagai lulusan IT itu aja ga cukup ? Bingung juga ntar abis kuliah kerja jadi apa ? dan sebagainya, etc (etsetdah :P)

Aku juga pernah di fase ini… Padahal dulu sekolah menengahku sudah SMK, walaupun jurusannya TKJ (Teknik Komputer & Jaringan) yang notabene agak berbeda sedikit dengan jurusan RPL (Rekayasa Perangkat). Ternyata materi kelas yang didapatkan mirip, bedanya di ujian akhir praktikum aja. Aku baru senang pemrograman di akhir kelas 2, sebelumnya selalu gak ngeh di kelas (gausah ditiru kalo yang ini –skip). Waktu itu ada tugas akhir (kalo kupikir-pikir mirip tugas akhir anak diploma deh) berkelompok dengan posisi 3 orang dalam 1 tim. 1 orang ngeset jaringan, 1 orang ngoding desktop, dan 1 orang ngoding web. Berhubung bagianku adalah ngoding desktop, jadinya aku baru mempelajari kitab JENI (Java Education Network Indonesia). Ketahuan deh aku syudah berumur qiqiqi. Di akhir SMK sudah mendapatkan sertifikat Oracle 2 days DBA dan Microsoft Office (kalau sertifikat Cisco sengaja ndak aku teruskan karena ndak ada passion sama sekali waktu itu).

Selanjutnya sewaktu kuliah ambil Teknik Informatika dengan konsentrasi mobile development. Di perjalanan kuliah, aku mencicipi sertifikasi gratis dari IBM DB2 9 Fundamentals. Selepas lulus kuliah, aku sudah mengantongi sertifikat Certiport IC3 (Microsoft Office), TOEIC, kursus bahasa Inggris (ILP, LIA, Sekolah Inggris Pare), dan hibah penelitian berupa skripsiku sebagai bekal untuk bekerja di masa depan.

Ternyata sebelum diangkat menjadi pegawai, aku harus melewati beberapa tahap seleksi yang diadakan oleh perusahan tempat aku berkerja untuk freshgrad biar ndak terlalu kaget. Tahapannya ialah tes teknikal, tes interview, training & testing awal selama 1 minggu, bootcamp selama 1 bulan, internship selama 3 bulan, kontrak selama 2 tahun, baru jadi karyawan tetap. Melelahkan bukan ? Aku rasa tidak hehehe. Saat di tempat kerja pertama, aku mengambil kursus bahasa Inggris, dan pelatihan Android dasar saja. Program tersebut bagian dari MADE / Menjadi Android Developer Expert punya Dicoding, tetapi belum selesai di submission terakhir karena terbentur jadwal memancing hehehe. Sempat belajar REST API, serta automation testing di Udemy, financial planning di Coursera. Terus terang kalau aku ambil sidejob, pastinya bukan programming. Soalnya badan sudah capek di jam kerja untuk ngoding, masak di kos-an ngoding lagi…

Pernah juga ada lomba prototype game yang diselenggarakan internal kantor. Aku submit sesuai game kesukaanku sewaktu SD, namanya 2D Point Car Rush. Sewaktu itulah aku terjun belajar game engine Unity, serta menyelesaikan beberapa bug di sesi multiplayer. Walaupun belum beruntung untuk menang, setidaknya ada materi yang saya pahami untuk bekal di masa depan (dengan kondisi jobdesk pekerjaan bisa berkorelasi dengan sebelumnya).

Sampai berpindah tempat kerja pun aku selalu semangat menambah pengetahuan (bersertifikat maupun tidak). Setidaknya dapat diambil hikmahnya agar otak tidak menjadi tumpul, meningkatkan berpikir kritis, kreatif, dan up-to-date dengan perkembangan teknologi saat ini. Walaupun saat diterima beasiswa ngoding kali ini bisa berkumpul dengan teman-teman di berbagai usia, aku tidak minder sedikitpun pada mereka. Malah aku takjub di usia mereka sudah ada fasilitas lebih dibandingkan jaman aku seperti mereka. Sertifikat yang aku kumpulkan saat ini AlibabaCloud untuk DB dari Digitalent Kominfo. Flutter tahap pemula, Android Native tahap menegah, JavaScript tahap pemula, AWS tahap menengah, AR Snapchat tahap pemula dari Dicoding. Dari Skilvul aku mendapatkan Basic UI/UX. Dan terakhir semoga lolos beasiswa full stack selama setahun (MEVN) dari Codepolitan, hehehe. Kompetisi adalah hal yang menyenangkan, aku mencoba mengikuti lomba yang sekiranya aku bisa mengikutinya. Terkadang mendapatkan uang pulsa saja, ataupun merchandise terima kasih telah mengikuti program lomba. Adapula lomba yang diselenggarakan oleh Codepolitan adalah Re-Cloud Challenge, dan SnapAR Challenge Independence Day dari Dicoding.

Pengalamanku kali ini untuk CampusCoder yaitu alhamdulillah metode pembayaranku masih diterima oleh Alibaba Cloud, yakni VCN (Virtual Card Number) Mastercard dari BNI, dan Debit Online Mastercard yang terhubung dengan transaksi Internasional dari BCA. Padahal sebelumnya aku trial & error juga pada kartu debit Visa BTN Syariah dan kartu debit Visa BSI. Aku sudah registrasi di program CampusCoder batch pertama, namun qadarullah saat itu belum aku teruskan sampai ECS lab. Ternyata dari pihak Codepolitan & Alibaba Cloud membuka batch ke-2, dan kali ini aku melewati seleksinya sampai tahap akhir. Aku mengikuti petunjuk video Youtube tentang panduan ECS Lab, dan mengikuti 3 ECS labs di sini. Awalnya aku bingung, setelah submit lab ECS pertama & kedua kok pesan pop-up nya ndak ke-redirect auto closed tab-nya. Dan ECS ke-tiga malah ndak mau install MariaDB karena conflict dengan MySQL hasil install-an ECS lab pertama & kedua. Aku scrolling dan menemukan jawaban di grup Whatsapp kalau butuh di-reset seperti di tutorial Youtube section terakhir. Setelah sehari berlalu, aku cek email tetapi belum ada jawaban mengenai sertifikat. Akhirnya aku browsing di grup Telegram sesuai keyword pencarianku. Akhirnya nemu pengalaman salah satu user kalau di-trigger claim certificate di halaman web Alibaba Cloud baru sertifikatnya keluar. Alhamdulillah kali ini berhasil mendapatkan sertifikat Certified Developer. Semoga di step terakhir bisa lanjut untuk mendapatkan beasiswanya.

Pesanku untuk teman-teman semua 😀

Tetap semangat belajar secara tim maupun individu dan temukan tantangan-tantangan kecil agar lebih dinamis untuk menjalankan problem solving

Summon pemilik programnya, ah : Codepolitan.com, Alibabacloud.com, Campuscoder.id dan Devhandal.id.

Tags: , , ,

Leave a comment